Rabu, 09 Januari 2013

PROMISE PROMISE

 

 Promise [Prologue] : Lampion dan Janji

HAY,,para RISE,GABFC,ALVINOSTA,SIVIAHOLIC,DLL...nich gue buat cerbung,tapi Re-POST ya...hehehehehehe...:)tapi seru loh,,!!baca ya,,,SEE YOU...:)

 

            Cinta itu sederhana, namun waktu dan keadaan yang membuatnya rumit. Cinta itu sederhana, hanya saja perbedaan yang membuatnya sulit. Cinta itu sederhana, hanya antara aku, kamu dan kebahagiaan.

            Saat kau mengucapkan bahwa kau akan kembali, dan aku mengatakan bahwa aku akan tetap menunggu disini, maka saat itu pula lentera kata kita telah terikat. Sebuah janji sepasang remaja yang bersahabat, siapa yang mampu memisahkan kita?

            Saat kau kembali, dan saat aku tetap menunggumu. Saat itu pula kita tahu, aku dan kamu memang ditakdirkan untuk bersama. Tidak ada yang mamu memisahkan kita. Lampion harapan yang kita bawa bercahaya semakin terang. Lampion itu menunjukkan sebuah jalan kebenaran untuk kita. Cinta sejati.

 

**

Ya Tuhan, aku mau sembuh. Aku mau ngerasain apa yang semua orang bisa rasain. Aku juga mau dia bertahan disini, nemenin hari-hariku di masa depan. Dia itu seorang sahabat, seorang kakak, seorang yang berarti untuk aku. Dia itu detak jantungku, setiap debaran itu tercipta hanya untuk dirinya.

            Tuhan Jesus, gue mohon semoga dia bisa sembuh, semoga dia nggak lagi tersiksa karena penyakitnya, semoga dia baik-baik saja. Gue juga mohon, semoga Tuhan bisa menahan gue disini. Gue mau menjaga dia. Bagi gue, dia itu seorang sahabat, seorang adik, seorang yang berarti untuk hidup gue. Dia itu jiwa gue, gue sayang dia sebanyak udara yang gue hirup setiap hari.

Lampion masing-masing sudah menyala terang. Menunggu pemiliknya untuk menerbangkan. Hanya ada mereka berdua yang tersisa disana. Menahan dingin, masih dengan seragam putih abu-abu.

            “Kita terbangin sekarang, ya?” Seorang gadis mengajak sahabat laki-lakinya untuk mulai menerbangkan lampion. Pemuda di sebelahnya hanya mengangguk dan mulai menerbangkan miliknya.

            Mereka berdua menatap lampion yang semakin lama semakin menjauh, makin tinggi membawa harapan yang sudah mereka tulis bersama. Juga tetap berharap, agar lampion itu menyampaikan harapan yang mereka tuang bersama, agar lampion itu menyampaikannya pada Tuhan.

            “Kamu tadi minta apa?” Pemuda di sebelahnya bertanya pada gadis yang sudah beberapa tahun belakangan menjadi sahabat terbaiknya. Gadis itu, kini menengadahkan kepalanya, melihat taburan bintang yang sangat indah.

            Gadis itu menoleh ke arah sahabat di sebelahnya, pemuda itu juga ikut melakukan apa yang baru saja dilakukan gadis kecilnya. Mereka lalu menengadahkan kepalannya kembali. “Sembuh dan kamu, tentu aja. Kamu gimana?” gadis itu menjawabnya, lalu menutup kedua matanya. Berusaha merasakan nyanyian angin.

            Pemuda berwajah khas Indonesia itu tersenyum, “Tentu sama.” Mereka berdua tersenyum. Hati mereka sudah terikat oleh sebuah tali—hanya mereka yang bisa melihatnya! Jadi keduanya bisa bertelepati hanya dengan mimik wajah.

            “Aku janji aku akan kembali secepatnya. Untuk kamu.” Pemuda itu berkata begitu sambil menggenggam erat tangan sahabatnya. Menyalurkan kehangatan.

            Mereka kembali terhanyut dalam sebuah tatapan, mata masing-masing yang membuat keduanya dapat membungkam. “Aku juga janji akan nunggu kamu, sampai aku mati.”

            Kata-kata sakral itu telah terucap. Walaupun mereka mengucapkannya hanya ditemani dengan semilir angin, tapi ribuan bintang dan satu bulan berbentuk purnama sudah menjadi saksinya. Saksi bisu janji yang harus mereka tepati.

 

PS : teretereet! Prologue-nya aja alay gini ya? Gimana ceritanya? Haha! Ahya, sebenarnya peran cowoknya mau pake Cakka—mengingat saya kangen banget sama dia!—tapi supaya adil, bisa di vote :D don’t be a silent readers. Saya masih perlu comment dan likenya :D

Twitter : @YessyPevensia

             @junitzcitepu

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar