Promise [Prologue] : Lampion dan Janji
HAY,,para RISE,GABFC,ALVINOSTA,SIVIAHOLIC,DLL...nich gue buat cerbung,tapi Re-POST ya...hehehehehehe...:)tapi seru loh,,!!baca ya,,,SEE YOU...:)
Cinta itu sederhana, namun waktu dan keadaan yang membuatnya rumit.
Cinta itu sederhana, hanya saja perbedaan yang membuatnya sulit. Cinta
itu sederhana, hanya antara aku, kamu dan kebahagiaan.
Saat kau mengucapkan bahwa kau akan kembali, dan aku mengatakan bahwa
aku akan tetap menunggu disini, maka saat itu pula lentera kata kita
telah terikat. Sebuah janji sepasang remaja yang bersahabat, siapa yang
mampu memisahkan kita?
Saat kau kembali, dan saat
aku tetap menunggumu. Saat itu pula kita tahu, aku dan kamu memang
ditakdirkan untuk bersama. Tidak ada yang mamu memisahkan kita. Lampion
harapan yang kita bawa bercahaya semakin terang. Lampion itu menunjukkan
sebuah jalan kebenaran untuk kita. Cinta sejati.
**
Ya
Tuhan, aku mau sembuh. Aku mau ngerasain apa yang semua orang bisa
rasain. Aku juga mau dia bertahan disini, nemenin hari-hariku di masa
depan. Dia itu seorang sahabat, seorang kakak, seorang yang berarti
untuk aku. Dia itu detak jantungku, setiap debaran itu tercipta hanya
untuk dirinya.
Tuhan Jesus, gue mohon
semoga dia bisa sembuh, semoga dia nggak lagi tersiksa karena
penyakitnya, semoga dia baik-baik saja. Gue juga mohon, semoga Tuhan
bisa menahan gue disini. Gue mau menjaga dia. Bagi gue, dia itu seorang
sahabat, seorang adik, seorang yang berarti untuk hidup gue. Dia itu
jiwa gue, gue sayang dia sebanyak udara yang gue hirup setiap hari.
Lampion
masing-masing sudah menyala terang. Menunggu pemiliknya untuk
menerbangkan. Hanya ada mereka berdua yang tersisa disana. Menahan
dingin, masih dengan seragam putih abu-abu.
“Kita
terbangin sekarang, ya?” Seorang gadis mengajak sahabat laki-lakinya
untuk mulai menerbangkan lampion. Pemuda di sebelahnya hanya mengangguk
dan mulai menerbangkan miliknya.
Mereka berdua
menatap lampion yang semakin lama semakin menjauh, makin tinggi membawa
harapan yang sudah mereka tulis bersama. Juga tetap berharap, agar
lampion itu menyampaikan harapan yang mereka tuang bersama, agar lampion
itu menyampaikannya pada Tuhan.
“Kamu tadi minta
apa?” Pemuda di sebelahnya bertanya pada gadis yang sudah beberapa tahun
belakangan menjadi sahabat terbaiknya. Gadis itu, kini menengadahkan
kepalanya, melihat taburan bintang yang sangat indah.
Gadis itu menoleh ke arah sahabat di sebelahnya, pemuda itu juga ikut
melakukan apa yang baru saja dilakukan gadis kecilnya. Mereka lalu
menengadahkan kepalannya kembali. “Sembuh dan kamu, tentu aja. Kamu
gimana?” gadis itu menjawabnya, lalu menutup kedua matanya. Berusaha
merasakan nyanyian angin.
Pemuda berwajah khas
Indonesia itu tersenyum, “Tentu sama.” Mereka berdua tersenyum. Hati
mereka sudah terikat oleh sebuah tali—hanya mereka yang bisa melihatnya!
Jadi keduanya bisa bertelepati hanya dengan mimik wajah.
“Aku janji aku akan kembali secepatnya. Untuk kamu.” Pemuda itu berkata
begitu sambil menggenggam erat tangan sahabatnya. Menyalurkan
kehangatan.
Mereka kembali terhanyut dalam sebuah
tatapan, mata masing-masing yang membuat keduanya dapat membungkam. “Aku
juga janji akan nunggu kamu, sampai aku mati.”
Kata-kata sakral itu telah terucap. Walaupun mereka mengucapkannya hanya
ditemani dengan semilir angin, tapi ribuan bintang dan satu bulan
berbentuk purnama sudah menjadi saksinya. Saksi bisu janji yang harus
mereka tepati.
PS : teretereet! Prologue-nya aja
alay gini ya? Gimana ceritanya? Haha! Ahya, sebenarnya peran cowoknya
mau pake Cakka—mengingat saya kangen banget sama dia!—tapi supaya adil,
bisa di vote :D don’t be a silent readers. Saya masih perlu comment dan
likenya :D
Twitter : @YessyPevensia
@junitzcitepu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar